BAIKLAH...

*Ini tulisan curhatan. Tulisan mellow saya. Jika tak mau membaca, ya jangan dibaca!
 

Kalau boleh curhat, maka aku ingin mengatakan ini kepadamu, hei kamu yang pernah "nyempal" di hati.

Jujur, sebenarnya aku sudah kecewa denganmu. Dan mungkin, cukup sampai di sini. Titik pengharapanku terhadapmu, aku rasa, sudah habis. 

Baiklah....
Tulisan ini, mungkin ungkapan teakhirku yang sudah lama aku pendam
yang selama ini biasakan (walau tidak sering) aku sapakan kepadamu. 

Karena sudah lama menunggu responmu. Tapi ternyata, kamu pun tak segera merespon.

Aku tahu, kamu sendiri merasa unfeel denganku. Aku tahu, kamu merasa aneh dengan sikapku. Sikap yang sok "mengajarimu" atau malah "mengganggumu". Whatever-lah, monggo kerso atimu nek ngunek-ngunek ne. 

Tapi sebenernya, aku malu pada diriku sendiri.
Seingatku, tidak pernah aku sampai sebegitunya kepada orang lain. Beda pokokmen, pokokmen beda! Titik! Allahu a'lam....

Benar teori RUH yang dicetuskan oleh Dr. Bagus Riyono (2010). Membaca sekilas teorinya itu (nggak tahu kalau aku yang salah dalam memahaminya), bahwa dalam diri setiap manusia itu, ada kekuatan motivasi yang paling esensial, yakni Risk, Uncertainty, dan Hope (teori RUH). Dalam perilakuku kepadamu, ada hope yang kuinginkan. Ada suatu pencapaian yang kuharapkan. Tapi apalah daya, rupanya harapanku itu masih uncertainty. Masih belum pasti dan belum jelas. Apkah kamu mengiyakan atau tidak. Apakah kamu memberikan harapan atau tidak. Apakah kamu meresponnya atau tidak. Sementara, aku harus menanggung risk--resiko dari ketidakpastian itu.

Baiklah....
Kali ini, dengan terpaksa harus aku putuskan untuk tidak "mengganggumu" lagi. Tidak berharap lagi kepadamu. Tidak memintamu lagi untuk...
sekedar meng-SMS-ku
atau malah menelfonku?
untuk tidak lagi....
ngasihkabarmu kepadaku
dan me-me yang lain...

Kurasa sudah cukup! 
Terima kasih, hei kamu, yang pernah "nyempal" di hati. 
Sepertinya memang aku yang terlalu terburu-buru, untuk urusan kali ini.
Tapi aku tahu, bahwa aku sebenarnya tidak grusa-grusu. Kan aku juga tidak mengatakan apa-apa kepadamu, bukan? Kan aku juga tidak memberikan harapan apapun kepadamu, bukan? 

Baiklah....
Berarti sekarang kita impas!

Sekarang, kamu "bebas." Aku juga "bebas." Semua orang jadi "bebas."

Benar yang dituliskan Ranilia (2011) bahwa...
"kehidupan (itu) penuh dengan berbagai kejadian
setiap orang mengalami kejadiannya sendiri-sendiri
jalannya sendiri-sendiri
fungsi eksponen kehidupan yang berbeda-beda"

"Setiap kita mengalami masa dimana...
kehidupan begitu menyenangkan
saat semuanya sesuai dengan keinginan kita
atau bahkan melebihi ekspektasi kita"

"Namun setiap kita juga mengalami masa dimana....
kehidupan begitu melelahkan seakan tidak ada cahaya,
saat semuanya serasa menekan dan membebani
tidak ada yang mendengar teriakan kita"

"semua itu berlangsung dengan dinamikanya masing-masing
kehidupan itu berubah-ubah seperti fungsi f(x) pangkat tak hingga
fungsi tersebut memiliki titik maksimum relatif dan titik minimum relatif
tidak ada yang pasti, hanya relatif
perjalanan naik turun fungsi tersebut tak ada habisnya, 
dengan pangkatnya yang tak hingga"

Baiklah.....
Hari ini....
Menutup bulan Mei ini....
Aku hanya ingin bebas.
Ingin kembali pada titik 0

"titik dimana aku berada dalam keadaan tenang
melihat betapa sungguh penyertaan Tuhan (kembali) ada dalam hidupku
melihat bahwa dalam titik maksimum relatifku dan titik minimum relatifku selalu ada tangan Tuhan.." 

Baiklah.....

2 komentar:

  1. kenapa sih ris, cerita sini :)

    BalasHapus
  2. ya ampun, baru kali ini gue baca, orang naruh cintanya cuman sekedar nyempal...
    mungkin karena cuman nyempal doang, makanya bisa baper gitu bng...

    BalasHapus

Bagaimana pendapat Anda terkait tulisan di atas? Silakan tinggalkan komentar Anda di sini