Memasuki bulan Ramadlan, bermacam-macam aktivitas mulai dilakukan umat Islam menjelang waktu berbuka puasa. Mulai dari mengikuti kajian di masjid-masjid, bakti sosial ke panti asuhan sampai mencari gratisan menu berbuka sambil “ngabuburit” di sudut-sudut kota yang menyediakan. Tak ketinggalan, sebuah acara buka puasa bersama di hari ini, Selasa (9/8) pun ikut digelar. Bertempat di Selasar Masjid Kampus UIN Sunan Kalijaga, dengan kemasan apik Majlis Dzikir dan Maulidur Rasul dalam rangka Lesehan Ramadlan Bersama Al Khidmah Kampus Jogja.
Sebagai orang yang baru mengenal Al Khidmah, saya pun ikut datang ke acara ini. Melihat keseriusan dari panitia penyelenggara, saya sungguh takjub. Bagaimana tidak, semuanya telah dipersiapkan jauh-jauh hari sebelum acara dimulai. Mulai dari sound system, tikar, spanduk, makanan, minuman, transportasi dan segala persiapan lainnya, semuanya sudah dirapatkan, sudah dipersiapkan dengan matang, dan pada hari-H, Hari ini, Selasa (9/8), tinggal pakai.
Adzan ashar pun berkumandang. Saya segera menuju ke ruang dalam masjid. Ikut sholat ashar berjama'ah. Selesai sholat dan berwirid secukupnya, saya segera keluar dari masjid itu. Tapi, tiba-tiba subhanallah...! saya dikejutkan dengan pakaian putih-putih yang biasa saya lihat. Jama'ah Al Khidmah berdatangan. Al Khidmah kampus. Gerombolan demi gerombolan para jama’ah yang berpakain putih itu saling bersalaman. Mereka seakan-akan tak mau ketinggalan dengan jama’ah yang lain untuk berebut rahmat dan ridho Allah swt. lewat lantunan-lantunan kalimah thoyyibah dan dzikir yang merupakan inti dari acara sore itu.
Menurut keterangan dari salah seorang panitia, acara ini memang acara untuk umum. Siapa saja bisa ikut, termasuk mahasiswa dari kampus mana pun. Pula tidak harus berpakaian putih. Yang penting ikut khidmah mengikuti acara ini, Insya Allah berkah. Ah, saya jadi teringat sebuah cerita yang ditulis oleh admin Al Khidmah Kampus UII. Berjudul “Malaikat Pencari Majlis Dzikir.” (silakan klik judul tersebut jika ingin membaca).
Acara pun dimulai. Bait-bait dzikir mulai dilantunkan. Suara demi suara dari para jama’ah saling menyahut. Mengikuti alunan dzikir yang dipimpin oleh seorang imam. Sebagai makhluk ciptaan Allah, bumi pun seolah ikut larut dalam lantunan dzikir. Rumput dan pepohonanpun ikut hanyut. Mereka ingin dipamerkan pula kepada Allah lewat malaikat Jibril bahwa tidak hanya makhluk yang bernama manusia saja yang bersujud kepada Allah, tetapi juga semua ciptaan-Nya, yang ada di langit dan di bumi. Tak pelak suasana di sekitar masjid kampus sore itu menjadi saksi betapa masih banyak manusia yang ingin dekat dengan Allah melalui majlis dzikir.
As Syaikh Ahmad Asrory Al Ishaqy |
Sedikit cerita tentang majlis Al Khidmah ini. Saya ambilkan dari tulisan Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si yang sudah duluan membahas hal ini. Dulu ketika KH. Achmad Asrori Al Ishaqy, pendiri majlis dzikir ini wafat, banyak yang mengkhawatirkan, bahwa kelangsungan majlis ini akan menjadi berkurang dalam hal jumlah jama’ahnya. Tetapi kekhawatiran itu tidak terbukti. Justru sekarang, majlis Al Khidmah ini malah mulai masuk di kampus-kampus. Dari beberapa orang kepercayaannya, diperoleh informasi bahwa, cita-cita beliau terkait dengan majlis dzikir yang didirikannya itu, adalah selain diharapkan jumlah jama’ahnya semakin banyak, juga jangkauannya. Jama’ah ini diharapkan juga masuk ke lembaga-lembaga pemerintah dan perguruan tinggi. Sebab, selama ini jama’ah semacam ini dikesan hanya diisi oleh masyarakat marjinal. Beliau ingin Al Khidmah menjadi jama’ah dzikir bagi semua umat di mana pun mereka berada.
Sekarang, alhamdulillahirabbil ‘aalamiin…cita-cita beliau telah terwujud. Di mana pun acara dzikir diadakan selalu memperoleh dukungan. Tidak hanya kalangan pemerintah, tetapi para akademisi dan bahkan para guru besar dari banyak perguruan tinggi juga banyak yang secara aktif menjadi anggota Al Khidmah. Kampus-kampus seperti Instutut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Universitas Islam Malang (UNISMA), Universitas Islam Sunan Giri Ponorogo, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, dan yang terakhir, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, adalah bukti contoh beberapa perguruan tinggi yang pernah menyelenggarakan dzkir Al Khidmah ini.
Bagi kawan-kawanku semua, yang membaca note ini:
Al Khidmah Kampus adalah majlis (perkumpulan) kebersamaan dalam berdzikir kepada Allah SWT, membaca Al Quran bersama, bersolawat bersama kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, membaca manaqib bersama lisultonul auliya’ Syekh Abdul Qodir Al Jailani r.a, dan berdo’a bersama-mendo'akan kedua orang tua kita, para leluhur kita, guru-guru kita, sampai arwahul muslimin wal muslimat al akhya’i minhum wal amwat, fi jami’ il jihad.
Tidak ada unsur apapun dalam diri Al Khidmah Kampus, kecuali hanya majlis dzikir dan sholawat maulidur rasul. Al Khidmah Kampus hanya fokus pada munajat, berdoa kepada Allah SWT. Berdoa untuk kedua orang tua kita yang telah melahirkan kita. Berdoa untuk para guru serta dosen-dosen kita yang telah banyak mengajari kita. Al Khidmah Kampus hanya ingin membentengi diri para jama'ahnya. Mewujukan generasi yang soleh solehah sejahtera lahir dan batin. Yang pandai bersyukur. Dapat menyenangkan hati keluarganya, orang tuanya, guru-gurunya hingga Nabi Besar Muhammad S.A.W. sesuai dengan petunjuk Al Qur’an dan hadits serta tuntunan akhlaq para salafunasoleh.
Semoga kawan-kawan mahasiswa AL KHIDMAH Kampus Jogja tetap semangat, istiqomah, gampang untuk mencari ilmu, selalu thuma'ninah, dimudahkan segala urusannya, dikabulkan cita-citanya, dalam memperjuangkan ajaran Rasulillah saw dan para salafunassholih..aamiin...
Jam'ah Majlis Dzikir dan Maulidur Rasul AL KHIDMAH Kampus Jogja |
kenangan...setahun yang lalu.
BalasHapus