Satu-satunya ahli sastra yang dibanggakan dan dimiliki Indonesia, Pramoedya Ananta Toer, pernah bilang, "Menulis adalah bekerja untuk keabadian." "Karena kau menulis, suaramu takkan padam ditelan angin. Akan abadi sampai jauh, jauh di kemudian hari."
Pada suatu kesempatan, Leonowens S.P, peraih the Best Writer Nederlands 2007, juga pernah mengatakan, "Kematangan dalam tulisan hanya dapat dinilai dan diapresiasi pada ruang publik." "Memang dibutuhkan tekad dan kesabaran untuk terus menulis dan berkarya. Sejarah menunjukkan, hanya orang-orang yang memiliki tekad kuat yang akan dapat menembus rintangan apa pun, bahkan yang melampaui batas nalar kita sendiri."
Jika alasannya tidak punya waktu, maka sebenarnya, "Menulis telah menjadi bagian dari panggilan jiwa. Di mana pun dan kapan pun, menulis tetap dapat dilakukan." (Ajeng Kania K)
foto "Psyche Apprentice" saat diskusi |
Adalah Psyche Apprentice, komunitas mahasiswa pencinta diskusi psikologi di Fakultas Psikologi & ISB UII yang ingin menfasiliasi minat teman-teman semua. Psyche apprentice, seiring berkembangannya, maka akan segera mencetak sejarah kehidupan yang akan mewarnai kampus UII. Ia membuka kesempatan kepada seluruh mahasiswa Psikologi FPSB UII untuk mendokumentasikan tulisan teman-teman semua.
Pscyche Apprentice, yang kini sudah hampir lebih dari 16 kali (3 sks) melakukan diskusi, berencana membikin sebuah BUKU. Buku yang berisi kumpulan tulisan-tulisan dari teman-teman semua. Uniknya, Psyche Apprentice tidak mensyaratkan secara khusus. Yang penting, tulisan sekitar 2-3 halaman kwarto, memakai font times new roman 12 atau arial 11, dengan margin 1,5 cm dan dikirim ke alamat bukunaskah@yahoo.co.id sebelum 25 April 2011.
Tema dari isi tulisannya?
Apa aja boleh. Yang penting ada pembahasan PSIKOLOGI di sana. Ini adalah kesempatan langka bagi kita, civitas akademika Psikologi UII. Siapa lagi kalau bukan kita yang akan memenuhi ruang-ruang publik dengan tulisan-tulisan kita. Karena dengan kita menulis dan menjadikannya sebuah BUKU antologi (kumpulan tulisan-tulisan), maka berarti kita telah bekerja untuk keabadian. Abadi karena kita punya sejarah untuk masa depan kita. Abadi karena kita peduli dengan adik-adik kita mendatang.
Tertarik?
Ayo nulis.
Tulisan ini bebas disebarluaskan ke siapa saja, khususnya civitas akademika Psikologi UII^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana pendapat Anda terkait tulisan di atas? Silakan tinggalkan komentar Anda di sini