FF

Pagi ini (22/10) saya berselancar ke dunia maya. Berpindah dari satu halaman ke halaman berikutnya. Ada ilmu baru--khususnya bagi saya sendiri--yang saya dapati di setiap halamannya. Salah satunya adalah FF. Apa itu?

Yupz!, let's start.
Bagi saya, ini adalah ilmu baru. Saya baru tahu ada penyebutan untuk sebuah cerita pendek (bukan cerita bersambung): FF. Padahal sangat sering saya membaca cerita pendek semacam ini, tapi--sekali lagi, bagi saya--baru kali ini mengetahui penyebutan cerita pendek ini.

FF adalah singkatan dari Flash Fiction (FF)—yang biasa disebut flashfic, sudden fiction, micro fiction, postcard fiction, atau short-short fiction—merupakan sub genre dari cerita pendek atau cerpen. Bedanya, jumlah katanya lebih sedikit. Tidak seperti esai ataupun karya tulis ilmiah yang memiliki panjang--biasanya--lebih dari 2000 kata.

Di China dan Jepang, FF lebih sering disebut dengan cerita seukuran telapak tangan. Ada juga yang menyebutnya cerita satu cerutu, karena bisa dihabiskan hanya dengan beberapa hisapan rokok. Panjang kata yang dipakai dalam FF ini biasanya cuma 100 kata, bahkan ada yang cuma 50 kata.

Namun, sebenarnya tak ada batasan kata dalam FF. Pun juga, tidak ada konvensi yang disepakati mengenai banyaknya jumlah kata. Beberapa sumber menyebutkan FF harus kurang dari 2000 kata. Landasannya berangkat dari definisi cerpen yang biasanya terdiri dari 2000-20.000 kata. Jumlah kata jika di atas itu, jika karya fiksi, akan digolongkan menjadi novellette atau novel.

Kalau kita perhatikan, karya tulis semacam FF ini sebenarnya sudah ada sejak lama. Tapi, FF baru mendapat tempat ketika perkembangan internet telah demikian pesat. Ini mungkin karena sesuai dengan tipologi para pengguna dunia maya yang biasanya tertarik membaca karya-karya singkat, yang, tak terlampau panjang jumlah katanya. Panjangnya, mungkin cukup satu halaman layar atau separuhnya saja. Lebih dari itu mereka (dan mungkin termasuk saya) cenderung akan melewatinya. Kenapa demikian? Jenuh membaca cerita yang panjang-panjang kah? atau karena minat membacanya yang kurang?

Bisa jadi dua-duanya. Tapi bisa jadi juga, karena ada ketidaknyamanan saat membaca melalui layar komputer. Mungkin pengaruh radiasi layar. Rata-rata semua orang mengalaminya. Dari sisi psikologis, saat orang menggerakkan kursor ke bawah atau men-scroll down mouse, secara tak sadar kadangkala mereka akan mengeluhkan betapa panjang tulisan yang akan mereka baca.

Oke. Kembali ke FF.
Memang, tentu ada tantangan tersendiri ketika kita mau menulis FF. Saya pun demikian. Tantangannya sebenarnya terletak pada tema dan ujung cerita yang mau kita buat itu seperti apa. Dengan jumlah kata yang minim, penulis FF dituntut untuk menyelipkan tema dalam tulisannya. Nah, keberhasilan FF ini, kata banyak orang, salah satunya adalah ditentukan dari suguhan tema yang mengandung pesan/moral kepada pada pembaca. Bisakah kita membuatnya? seharusnya bisa!

Berikut adalah FF yang saya buat. Tapi, sepertinya masih wagu banget. hehe..Silakan dikomentari...

"Siang hari, di perpustakaan fakultas. Cinta sedang mencari buku referensi untuk tugas kuliahnya. Haris, teman sekelasnya, yang sudah memendam rasa kepada Cinta namun belum berani mengatakannya, masuk ke perpustakaan dan langsung mencari novel incarannya.
Tak sengaja Haris dan Cinta pun bertemu.

“Hey, Cinta.”
“Eh, Haris. Cari apa, Ris?”
“Novel. Kamu Cint?”
“Ini, cari referensi.”
“Oh…”

Mereka pun akhirnya ngobrol panjang lebar sampai waktu berkunjung perpustakaan habis.

“Yuk keluar, Cint” ajak Haris.
“Iya…bentar, ambil tas dulu, Ris”

Setelah mereka sampai di luar perpus, Haris pun akhirnya mencoba untuk mengalihkan perhatian Cinta kepadanya.

“Cinta…”
“Ya?”
“Hmm…aku mau bilang sesuatu ke kamu”
“Apa, Ris?”
“Aku cinta kamu.”  

Ending-nya gantung ya? hehe...ada yang mau menyempurnakan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana pendapat Anda terkait tulisan di atas? Silakan tinggalkan komentar Anda di sini