Jaring Aspirasi, NU Tulungagung Adakan Forum Masyayikh Nahdliyin

Sumber: NU Online (Senin, 02/04/2012 04:20) | Redaktur: Mukafi Niam | Kontributor: Nur Haris Ali

Tulungagung, NU Online.
Sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia bahkan di dunia, keberadaan Nahdlatul Ulama’ (NU) memiliki peran dan fungsi yang tidak kecil dalam masyarakat. NU yang lahir sejak tahun 1926 tetap konsisten ikut mengawal perjuangan rakyat Indonesia dan membantu menyalurkan aspirasi umat kepada pemerintah.

Selain memiliki tugas melestarikan ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah, NU juga bertanggung jawab dalam memperjuangkan kemashlahatan umat, lebih-lebih kemaslahatan rakyat jelata yang sering kali tidak tersampaikan ketika menyalurkan aspirasi kepada pemerintah.

Menanggapi persoalan tersebut, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tulungagung menggelar program rutin dua bulan sekali yang disebut Forum Masyayikh Nahdliyin (FMN). Forum ini, menurut keterangan Ketua Tanfidziyah PCNU Tulungagung, KH Abdul Hakim Musthofa, kepada NU Online (Ahad, 1/4) diperuntukkan untuk para masyayikh nahdliyin se-Tulungagung yang kerap kali di “curhati” masyarakat terkait problematika di sekitar mereka.

Lebih lanjut, Kiai Hakim—sapaan akrab KH Abdul Hakim Musthofa—juga mengatakan bahwa bentuk output dari Forum Masyayikh Nahdliyin ini adalah selain sebagai bahan evaluasi untuk program yang tengah berjalan, juga sebagai bahan pertimbangan keputusan untuk program-program PCNU Tulungagung di periode selanjutnya.

“Forum itu (FMN. red) fokus pada bahasan seputar hal-hal aktual yang kini terjadi di masyarakat. Baik persoalan seputar intern NU sendiri maupun persoalan sosial, politik dan pemerintahan. Sering sekali NU dicurhati masyarakat, maka sebagai ormas kita jaring aspirasi umat ini,” papar kiai yang kerap mengisi pengajian-pengajian di dalam dan luar kota tersebut.

Dalam program tersebut, lanjut Kiai Hakim, tidak kurang dari 100 masyaikh se-Tulungagung yang biasa menghadiri dan menyampaikan aspirasi maupun curhatan dari masyarakat sekitar, tempat mereka berdomisili.

“Para masyayikh ini ada yang punya pesantren maupun yang tidak, seperi kiai-kiai di desa. Juga, ada yang masuk jajaran struktural maupun non struktural. Semuanya ikut menyampaikan curhatan masyarakat dan kita bahas bersama-sama dalam forum masyayikh rutin ini,” jelasnya.

Di kediamannya yang beralamatkan desa Samir Kecamatan Ngunut-Tulungagung tersebut, Kiai Hakim kemudian menjelaskan, bahwa program FMN ini diadakan tiap Ahad Wage di Kantor-kantor MWC (Majlis Wakil Cabang) NU se-Tulungagung secara bergiliran. Ditanya apakah hal tersebut tidak mengarahkan NU pada ranah politik, dirinya menjawab tegas bahwa NU Tulungagung tetap konsisten menjaga dan berpegang pada khittah NU.

“NU Tulungagung tidak berpolitik. Sekali lagi forum ini digelar hanya untuk menjaring aspirasi umat,” jelasnya tegas sambil menambahkan, “Makanya usul apapun boleh. Yang penting demi kemashlahatan umat dan agar aspirasi masyarakat ini bisa terjaring lalu tersampaikan,” tambahnya.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana pendapat Anda terkait tulisan di atas? Silakan tinggalkan komentar Anda di sini