"KKN itu memang proses untuk melatih emosi: kadang kita cekcok, kadang kita romantis, kadang kita harmonis, dan kadang...kita merasa terharu. Maka, izinkan KKN kita ini sebagai pengalaman buat kita. Pengalaman yang nanti akan kita gunakan untuk terjun di keluarga kita masing-masing. Pengalaman yang nanti akan kita gunakan lagi di masyarakat kita masing-masing. Dan pengalaman, yang akan menjadi guru terbaik buat kita. Semuanya."
KKN Unit-KP 83: (dari kiri ke kanan) Haris, Eros, Yulie, Pak Dukuh Iip, Ibu Supeni, Pak Mur, Alif, Sella, Eva, Umi |
Sayup-sayup lagu itu mulai terdengar, mengantarkankanku pada suasana ketenangan di malam yang sunyi ini. Lirik-lirik lagu itu, secara tidak sadar, ikut mengantarkanku kepada memori suatu malam yang lalu. Memori dimana keluarga baru itu lahir. Lahir karena adanya ikatan emosional yang kuat, diantara kami.
Waktu terasa semakin berlalu
Tinggalkan cerita tentang kita
Akan tiada lagi kini tawamu
Tuk hapuskan semua sepi di hati
Malam itu adalah malam terakhir bagi kami, Alif, Eros, Eva, Yuli, Umi, Sella, dan aku. Terakhir karena keesokan harinya kami akan meninggalkan pedukuhan Waru X, tempat dimana kami melaksanakan kuliah bersama masyarakat. Dosen kami adalah masyarakat, yang tak kalah bertitle dengan para dosen kami di kampus, meski title yang mereka dapatkan bukan dari universitas layaknya universitas kami, tapi title kehormatan dari universitas para warga itu sendiri.
Selama kurang lebih satu bulan, kami belajar kehidupan di sini. Bersama para warga, remaja, dan anak-anak TPA. Tidak hanya itu, rupanya diantara kami juga bisa saling belajar. Masing-masing kami adalah guru, dan masing-masing kami adalah murid. Kami belajar tentang agama, kami belajar tentang kehidupan, dan juga kami belajar tentang arti sebuah persahabatan. Semuanya tersatupadu dengan apik dalam menghabiskan hari-hari terakhir kami di pedukuan Waru X.
Semakin keras, suara musik itu semakin membikin hati kami terhanyut ke dalam maknanya. Isak tangis mulai menetes. Buangan tissue semakin banyak.
Ada cerita tentang aku dan dia
Dan kita bersama saat dulu kala
Ada cerita tentang masa yang indah
Saat kita berduka saat kita tertawa
Waktu terasa semakin berlalu
Tinggalkan cerita tentang kita
Akan tiada lagi kini tawamu
Tuk hapuskan semua sepi di hati
Malam itu adalah malam terakhir bagi kami, Alif, Eros, Eva, Yuli, Umi, Sella, dan aku. Terakhir karena keesokan harinya kami akan meninggalkan pedukuhan Waru X, tempat dimana kami melaksanakan kuliah bersama masyarakat. Dosen kami adalah masyarakat, yang tak kalah bertitle dengan para dosen kami di kampus, meski title yang mereka dapatkan bukan dari universitas layaknya universitas kami, tapi title kehormatan dari universitas para warga itu sendiri.
Selama kurang lebih satu bulan, kami belajar kehidupan di sini. Bersama para warga, remaja, dan anak-anak TPA. Tidak hanya itu, rupanya diantara kami juga bisa saling belajar. Masing-masing kami adalah guru, dan masing-masing kami adalah murid. Kami belajar tentang agama, kami belajar tentang kehidupan, dan juga kami belajar tentang arti sebuah persahabatan. Semuanya tersatupadu dengan apik dalam menghabiskan hari-hari terakhir kami di pedukuan Waru X.
Semakin keras, suara musik itu semakin membikin hati kami terhanyut ke dalam maknanya. Isak tangis mulai menetes. Buangan tissue semakin banyak.
Ada cerita tentang aku dan dia
Dan kita bersama saat dulu kala
Ada cerita tentang masa yang indah
Saat kita berduka saat kita tertawa
KKN telah berlalu. Tapi suasana hati untuk tetap bersama, mengenang keindahan, canda, tawa, duka, terus membayangi hati. Pengalaman KKN ini benar-benar terasa bagi kami. Isak tangis linangan air mata tak mampu kami bendung di malam renungan itu. Kami bicara dari hati ke hati. Dari lubuh hati terdalam. Kami dengarkan, kami rasakan, suasana haru diantara kami.
Dan, aku, aku sangat bersyukur bisa dipertemukan dengan kalian semua, kawan: Eva, Alif, Eros, Sela, Umi, Yuli. Aku yakin, kalian semua adalah orang-orang hebat yang Allah ciptakan untukku.
Ini semua, akan menjadi kenangan tersendiri buat kita, kawan. Cerita kita akan terus terbayang. Kita tidak berpisah di sini. Tapi ini semua adalah awal dimana keluarga baru kita telah lahir. Lahir dari kita dan lahir untuk kita.
Teringat di saat kita tertawa bersama
Ceritakan semua tentang kita
Ini semua, akan menjadi kenangan tersendiri buat kita, kawan. Cerita kita akan terus terbayang. Kita tidak berpisah di sini. Tapi ini semua adalah awal dimana keluarga baru kita telah lahir. Lahir dari kita dan lahir untuk kita.
Teringat di saat kita tertawa bersama
Ceritakan semua tentang kita
Thanks for all,
Thanks for a big family of Waru X's society
Thanks of Pak dukuh Iip, Mbah Mur, Ibuk Supeni, Bang Yepri, Pak Sonny, semuanya, thank you.. :)Kiri ke kanan: Alif, Sella, Eva, Yulie, Syumi, Eros, thanks for all |
Memang susah / sedih / gamang rasanya meninggalkan kebersamaan yang telah dilalui selama (walaupun hanya) sebulan ini, apa daya jatah formal sudah terlanjur dibagikan. Namun, kebersamaan / persaudaraan / pengalaman ini tidak akan pudar sampai kapan pun juga. Semangat Banjarsari!!!
BalasHapusI like that dech pokoknya,,, "Every place is School n Everybody is Teacher"... :) :)
BalasHapus