Sahabat, Motivasi, Mimpi, Kebersamaan, dan Skenario Tuhan

Tulisan ini adalah bingkain uraian uneg-uneg saya. Uneg-uneg perspektif saya. Tentang sebuah persahabatan, sebuah motivasi, sebuah mimpi, sebuah kebersamaan dan....
sebuah skenario Tuhan.

Oleh Nur Haris Ali

Kalau boleh bicara idealisme, maka bagi saya, bisa kumpul dengan orang-orang yang expert di bidangnya itu adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Sebuah opportunty tersendiri. Karenanya maka orang lain bisa maju. Karenanya maka orang lain bisa termotivasi, juga karenanya orang lain bisa merasakan suasana baru. Dan karenanyalah, orang lain bisa terinspirasi dan bergerak untuk tak berhenti melangkah.

Siang hari ini, Sabtu (25/6), dengan sengaja saya mengikuti acara seminar bertajuk "Dari Jogja untuk Indonesia" yang rencana awalnya mau diisi oleh Prof. Dr. Amien Rais.  Dilanjutkan kemudian di session keduanya, acara roadshow Parlemen Muda Indonesia (Youth Parliament Indonesia)—Parlemen Muda adalah sebuah sidang parlemen bagi pemuda di Indonesia yang tidak hanya mempertemukan 33-66 pemuda dari seluruh Indonesia, tetapi juga memfasilitasi konferensi tahunan supaya mereka dapat saling bertukar pikiran mengenai isu-isu penting di tanah air ini.

Jujur, meski pembicara pertama, Prof. Dr. Amien Rais, tak jadi hadir pada acara seminar yang digelar di FISIPOL UGM itu, yang penting apa yang saya inginkan dari mengikuti acara itu telah tercapai. Bagi saya, tak masalah Prof. Dr. Amien Rais berhalangan hadir karena harus ke Jakarta 5 menit sebelum acara dimulai. Pun tak masalah—seperti tadi—acara Seminar “Dari Jogja untuk Indonesia” ditiadakan. Tapi sekali lagi, bagi saya, yang penting saya bisa ketemu dengan sosok yang satu ini, inspirator anak muda Indonesia, Direktur Program Parlemen Muda yang juga pendiri Indonesian Future Leaders (IFL).

Adalah Muhammad Iman Usman, sosok anak muda yang menjadi jawaban atas pertanyaan, mengapa saya ikut acara roadshow Parlemen Muda Indonesia siang itu. Awalnya, saya kurang begitu mengenal siapa sosok anak muda satu ini. Waktu itu, saya diceritakan kawan saya, Yasser Azka (peserta AFS JENESYS 2007, student exchange ke Jepang), bahwa ia punya sahabat yang dulu pernah sama-sama ikut student exchange ke Jepang dengannya, telah mendapatkan penghargaan dari UNESCO.

Sekarang dia di UI, Mas, kata Yaser waktu itu. Orangnya emang total mas, kalau kerja. Yaser menambahi.

Yah, hari berlalu begitu saja. Dan saya tidak lagi tahu apalagi sampai mengingat persis, apa yang pernah diceritakan Yaser Azka, kawan yang kini dapat Scholarship Full Study Program for Outstanding Students di UII bersama saya itu.

Namun, hari ini, detik ini, memori saya berputar mencoba-coba mengigat cerita itu setelah siang hari ini saya bertemu dengan Iman Usman. Nama anak muda itu kembali mencuat—paling tidak, demikian menurut saya. Lebih-lebih saat ia, Muhammad Iman Usman, menggantikan sosok Alanda Kariza buat jadi keynote speech di acara Leader Future Summit (FLS) 2011, yang diadakan 22 Mei lalu di Undip Semarang. Sejak saat itulah saya jadi lebih sering tahu mahasiswa Hubungan Internasional UI itu di mana-mana. Saya jadi lebih tahu, siapa Iman Usman ini sebenarnya. Bahkan, kalau saya boleh jujur lagi, setelah membaca profilnya di website http://futureleadersummit.wordpress.com/keynote-speaker/, ada perasaan iri tersendiri bagi saya. Rasa salut, kagum, bertanya-tanya pun ikut hadir dalam hati saya. Sampai-sampai muncul perasaan “tidak terima,” kok bisa-bisanya, sosok Alanda Kariza—yang saya tahu ceritanya di situs http://alandakariza.com/ibu/ tentang cita-cita dan Ibunya telah banyak membikin hati publik trenyuh dan membikin kita semua bertanya-tanya tentang makna keadilan di negeri ini—kemudian digantikan oleh seorang remaja, usia 19 tahun yang diketahui kemudian pernah penerima penghargaan Pemimpin Muda Indonesia 2008, Ashoka Young Changemaker Award 2010, penerima penghargaan 1 dari 10 anak di dunia UN Youth Achiever Recognition Award dari PBB, British Council’s Global Changemaker 2010, Global Teen Leaders 2011. Dan Baru-baru ini, pemilik website pribadi http://imanusman.com/ itu dikabarkan menerima beasiswa 5 minggu full scholarship untuk Winter Course Program, Study of US for Student Leaders on Religious Pluralism on USA. Sederet penghargaan membanggakan telah diraih anak muda ini!

Setelah saya baca profilnya, dalam hati saya bergumam: Oh, ya pantas. Sudah sejak usia 10 tahun Iman meniti passion-nya di bidang sosial. Kini ia pun mampu memetik jeri payahnya. Kalau sudah begini, maka Indonesia harus berbangga punya generasi muda semacam Iman Usman ini. Indonesia harus bangga!

Dunia ini memang sempit: Dari Iman Usman Ke Indah Gilang

Ah, lagi-lagi kehidupan itu penuh dengan skenario Tuhan. Penuh dengan rahasia Tuhan. Apakah ini sebuah kebetulan?

Saya pikir bukan!

Iman Usman, yang belum lama saya kenal lewat kiprahnya di dunia pemuda dan bidang sosial itu, rupanya adalah kawan sekelasnya kawan saya: Indah Gilang Pusparani.

Indah Gilang? Siapa lagi tu?

Saya mengenal Indah Gilang Januari lalu. Lewat situs jejaring sosial facebook.  Awalnya, saya yang meng-add dia. Karena saya tahu di salah satu group International Event, satu-satunya nama yang muncul dari Indonesia adalah dirinya. Lalu pertemanan diantara kami pun terjalin, hingga detik ini.

Indah Gilang bagi saya juga merupakan anak muda inspiratif yang masih dan akan terus dimiliki Indonesia. Ia pernah mengharumkan nama Indonesia di ajang Harvard World Model United Nations (World MUN) 2011, Singapore pada 14-18 Maret 2011 lalu. Dari ajang itu, Ia mendapatkan penghargaan “Best Diplomacy Award". Mengalahkan 2.255 delegasi 266 universitas  dari seluruh dunia yang dibagi ke dalam 23 komite.

Tak berhenti sampai di situ. Indah lagi-lagi mengejutkan saya sekaligus memacu motivasi saya untuk lebih mendekatkan diri pada mimpi-mimpi saya. Di tahun yang sama, selain penghargaan Best Diplomacy Award, Ia, Indah, juga lolos untuk program Study in United States Institute for Student Leaders (SUSI) 2011, Summer Programs, di Ball State University, Muncie, Indiana, United States of America.

You know what? Indah dikabari tentang lulusnya beasiswa ini dari US Embassy, sehari sebelum keberangkatan Indah ke Singapura untuk Harvard World MUN dan Indah lagi beres-beres berkas untuk beasiswa exchange ke National University of Singapore. Haaaa….lemes. Ga bisa ngomong, ga masuk kuliah, mandi, solat, baru nangis pas telepon orang tua di rumah.” Ceritanya waktu saya dimintanya membuka web pribadinya http://pusparaniology.wordpress.com/.

Kapan ia berangkat USA?

Sekarang!

Waktu saya menulis tulisan ini, sahabat super saya itu sedang dalam pesawat, perjalanan menuju Amrik. Tepatnya, sekitar jam 8 malam ini tadi ia terbang. Selama kurang lebih  5 minggu, ia akan belajar di negara Raden Kang Mas Obama itu.

Lagi-lagi saya pun harus mengatakan, semua hal yang ada di dunia ini memang sempit. Penuh rahasia. Penuh skenario Tuhan. Bukan faktor kebetulan!

Si Indah Gilang pun rupanya masih satu almamater, dulu ketika SMA, dengan dua sahabat super saya, Khalifatul Ardl Moekti dan Mumtaz Afridah. Mereka bertiga dulu mengenyam bangku SMA di SMA Negeri 2 Cirebon. Hal ini saya ketahui kemudian sesaat setelah saya crosscheck di situs facebook (lagi):

“Ow, ow, ow. Ternyata, ternyata, kalian itu satu almamater ya, dulu. Wah, wah, wah, nggak nyangka :D. Cc: Indah Gilang Pusparani, Adin Cocolatoz (Mumtaz Afridah), Khalifatul Ard Moekti” tulis saya di update-tan status kala itu.

“Waw, kenal khalif? iyah, beda satu taun. dia pindah dari brunei waktu indah kelas satu. dan kita sering lomba bahasa inggris bareng waktu sma. adiknya yang di UII juga sekelas sama Indah.” Jelas Indah, mengomentari status saya.

Pada intinya. Semuanya serba penuh rahasia. Semuanya serba penuh skenario Tuhan. Allah memang Tuhan Yang Maha Pintar. Pintar dalam men-setting siklus kehidupan ini. Siapa sangka juga Indah Gilang adalah sahabatnya Iman Usman. Siapa sangka juga Iman Usman adalah Sahabatnya Yasser Azka. Siapa sangka juga Yasser Azka kini satu atap dengan saya. Siapa sangka juga Indah Gilang, Khalifatul Arld, Mumtaz Afridah, adalah satu almamater. Siapa bisa menyangka juga Mumtaz Afridah adalah sahabat terbaik saya di Psikologi UII. Kehidupan ini memang sempit. Memang penuh rahasia. Penuh skenario Tuhan!

"Terima kasih temanku haris! saling berjuang saling mendoakan.." kata Indah waktu itu. Kemudian, saya pun mengamininya, "Benar katamu, Indah. Pasti mimpi itu akan datang dan menjadi kenyataan."

"Iya, kita terus berdoa bersama, berjuang bersama.. jangan pernah cepet puas dengan pencapaian kita.. persistent!" (Indah Gilang)

“Terus semangat ris. Targetin mimpi setinggi apapun, seliar apapun, tetap istiqomah. Ini namanya pendakian." (Indah Gilang)

"Mudah2an jadi inspirasi buat temen-temen semua. Bahwa kalau kita punya mimpi, kejer terus sampe...mati. Pemuda Indonesia sedang butuh suntikan semangat, di tengah-tengah pemberitaan yang kadang bikin kecewa dan pesimis." (Indah Gilang)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana pendapat Anda terkait tulisan di atas? Silakan tinggalkan komentar Anda di sini