Tulisan berinstruksi protes keras-menolak kedatangan seseorang dari Amerika Serikat (AS) itu terpampang jelas di mading fakultas saya. Kertas berukuran A3 itu berjudulkan berwarna putih dengan tulisan hitam fotocopyan. “TOLAK OBAMA!!”
Deg! Mataku langsung terbelalak. Perhatianku langsung memusat pada tulisan bercetak tebal itu. Dengan tangan menutup mulut, saya membaca pelan tulisan bergambarkan wajah presiden Amarika Serikat itu. Jujur, sebenarnya tulisan seperti itu sudah berulangkali saya temui di mading kampus. Namun untuk yang satu ini beda. Mungkin karena situasi dan kondisi warga Jogja yang saat ini sedang terlanda musibah Merapi. Berani-beraninya tulisan yang saya tahu berasal dari salah satu ormas (organisasi masyarakat) Islam itu dipajang di saat warga Jogja dilanda musibah? Apakah mereka tidak bisa membaca kondisi saat ini? “Just provokasi!,” kata saya dalam hati.
Dalam tulisan itu, ormas tersebut menghujat habis-habisan presiden yang masa kecilnya pernah tinggal di Indonesia itu. Mereka menyalahkan bahkan menghukumi presiden itu telah melakukan banyak dosa dengan berbagai macam dalih yang ntah darimana sumbernya. Mereka menuliskan bahwa presiden AS itu tak pantas untuk dimuliakan. Hujatan lain yang mereka tudingkan-menolak presiden berkulit hitam itu ialah, “Obama kepala negara dari penjajah Amerika Serikat yang bertentangan dengan sikap politik Indonesia yang anti penjajah.”
Mencoba keluar dari permasalahan yang mereka hujatkan tersebut, saya pun tak habis pikir. Apa-apan ini? Sebuah ormas Islam telah berani menghukumi hamba Tuhannya dengan cara menyudutkan dan mengatakan bahwa orang itu tak pantas dimuliakan? Apakah Islam mengajarkan demikian? Tidak!
Lagi-lagi hal itu memaksa saya untuk geram. Bukan bermaksud membela Obama, tapi saya geram atas perilaku ormas itu yang hanya bermain belakang. Mereka hanya bisa mem(p)rotes, mengkritik dan menyalahkan tanpa memberikan solusi. Justru hal ini yang semakin membuat saya muak ketika melihat pengumuman yang sejenis ini dipasang. Dalam hati saya berujar, “Omong kosong! Beraninya cuma protes! Mana nyalimu! Beraninya cuma main belakang!”
Di bawah judul bertuliskan “TOLAK OBAMA” itu, mereka menuliskan lagi, “Obama pantas untuk dihinakan!” dengan memberi tanda seru di kalimat tersebut. Luar biasa bukan main, bukan? Ini kedudukannya sama-sama hamba Tuhan, tapi mereka dengan tegas menyatakan bahwa Obama pantas untuk dihinakan. Apakah pantas ormas muslim mengatakan demikian? Aneh!
Sekali lagi saya tekankan, bukan bermaksud untuk membela presiden itu. Saya hanya kurang sepakat dengan cara mereka yang menurut saya kurang begitu memberi manfaat. Seharusnya bagaimana? Mari saya ajak Anda dulu untuk membicarakan hujatan mereka.
Pertama, dalam tulisan itu mereka menuliskan,
“OBAMA BUKAN TAMU!
TIDAK UNTUK DIMULIAKAN!”
Perkataan apa ini? Saya masih tak bisa memahami maksud dari ormas tersebut. Dengan mencoba keluar dari konteks siapa dan mau apa seorang tamu itu, saya pun bertanya, apakah iya, dalam ormas itu diperbolehkan untuk tidak memuliakan tamu? Padahal, semestinya mereka sudah paham dengan ajaran Ikromul dhiyuf (memuliakan tamu) yang diajarkan dalam Islam.
Kedua, dalam tulisan itu, mereka menuliskan,
“Obama kepala negara dari penjajah Amerika Serikat yang bertentangan dengan sikap politik Indonesia yang anti penjajah.”
Kepala negara. Ya! Itu memang benar, Obama adalah kepala negara. Pertanyaan saya, selesaikah semua urusan antar kedua belah pihak jika kita tak menyambutnya untuk segera menyelesaikan permasalahan itu?
Dalam ilmu Resolusi Konflik dijelaskan, jika ada kedua belah pihak saling berkonflik, maka langkah awal yang harus ditangani adalah bagaimana cara menyelesaikannya. Cara penyelesaian adakalanya berdiskusi dan membicarakan alternatif solusi yang disepakati, yang, hal itu bisa jadi ditempuh dengan hubungan bilateral antar negara. Lha ini? Malah menolak. Aneh!
Ketiga, dalam tulisan itu, mereka menulis,
“OBAMA ITU PENIPU! PANTAS UNTUK DIHINAKAN!”
Segitunyakah sikap yang harus dimunculkan oleh ormas Islam? Padahal Islam mengajarkan untuk saling mengasihi dan menyayangi. Islam mengajarkan untuk memberi maaf pada orang lain. Benar-benar Aneh!
Hey, ormas yang entah siapalah engkau, tahukan apa yang muncul dihati pembaca saat engkau menuliskan tulisan-tulisan seperti itu? “pencundang”
Pada titik ini. Saya masih tak habis pikir. Kok bisanya sebuah ormas Islam berlaku demikian. Pola pikir yang seperti apakah mereka ini. Dengan sangat terpaksa saya mengatakan, “saya tidak sependapat dengan caramu!”
Benar-benar aneh! Lebih aneh lagi jika tulisan-tulisan itu mereka tempel di setiap sudut kampus. Tahukah kalian, hey ormas! Ini tu kampus. Bukan tempat untuk membuat orang masuk dalam urusanmu. Ini tu kampus, tempatnya orang mencari ilmu-akademik agar bisa berpendidikan, bukan mengurusi thethek bengek ketidakpuasanmu atas perilaku Obama. Lebih baik diam daripada memprovokasi orang lain! Aneh!***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana pendapat Anda terkait tulisan di atas? Silakan tinggalkan komentar Anda di sini