PCNU Tulungagung Agendakan Penyegaran Faham Aswaja

Sumber: NU Online | Redaktur : Mukafi NiamKontributor : Nur Haris Ali

Banyak pihak yang mengkhwatirkan bahwa munculnya kelompok gerakan Islam radikal bercorak kaku dan ekstrim belakangan terakhir akan mengikis keberadaan Islam faham Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja) di Indonesia. Padahal, faham Aswaja sangat mengajarkan toleransi, tidak radikal dan tidak ekstrim. Dalam konteks NU, kelompok gerakan islam radikal ini akan menghabisi faham Aswaja di tanah air bukan hanya mulai tingkat elit akan tetapi juga tingkat grass-root.

Menanggapi isu kelompok gerakan Islam radikal tersebut, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tulungagung mengagendakan penyegaran rutin tentang faham Aswaja setiap Sabtu pagi di Masjid Pondok Pesantren An Nahdliyyah kompleks Kantor PCNU Tulungagung.

Ketua PCNU Tulungagung, KH. Abdul Hakim Mushtofa, kepada NU Online mengatakan, bahwa penyegaran faham Aswaja ini sudah berjalan 11 kali pertemuan. Langkah tersebut, lanjut Kyai Hakim, dilakukan semata-mata untuk mengantisipasi masuknya kelompok gerakan Islam radikal yang tidak henti-hentinya mulai menyerang umat muslim belakang terakhir.



“Masyarakat kita ini perlu diberi pencerahan supaya tahu mana Islam radikal dan yang tidak. Termasuk ormas yang mencoreng citra Islam dan NKRI,” kata kyai bapak lima anak ini, Sabtu (7/4).

Lebih lanjut, dirinya juga mengatakan bahwa penyegaran faham Aswaja ini bersifat umum dan siapa saja bisa ikut.

“Sifatnya umum. Memang untuk sementara ini baru diikuti oleh PCNU, Banom, Lajnah, Lembaga-lembaga lain di bawah NU serta para tokoh-tokoh NU dan MWC se Kabupaten Tulungagung,” paparnya sambil melanjutkan, “Rencana ke depan, (para peserta penyegaran. red) diturunkan ke ranting-rantig dan MWC dalam rangka membentengi adanya faham-faham Islam radikal yang meresahkan masyarakat,” imbuhnya.

Di kediamannya yang berlokasi di Desa Samir Kecamatan Ngunut Tulungagung tersebut, Kyai yang baru memimpin NU Tulungagung belum genap setahun ini juga mengatakan, bahwa agenda penyegaran Aswaja ini mengacu pada kitab Al Hajju al Qoth’iyyah Fi Shihhati al Mu’taqidaat wa al ‘Amaliyyaat an Nahdliyyah karangan As Syaikh Muhyiddin Abdusshomad.

“Penyegaran ini bentuknya ya ngaji bandongan seperti di pesantren. Diasuh Mbah Yai Mahrus Maryani Pondok Ngunut kok. Beliau selaku Rois Syuriah PCNU Tulungagung”, jelasnya sambil menambahkan, “Ya mirip-mirip kuliah shubuh tapi durasi waktu lebih lama, dari jam 05.30 sampai 07.30”, imbuhnya.

Sambutan Positif Pemerintah Kabupaten Tulungagung

Semetara itu, Pemerintah Kabupaten Tulungagung ikut memberikan sambutan positif terkait agenda penyegaran Aswaja yang digelar rutin PCNU Tulungagung ini. Hal tersebut dibuktikan dengan hadirnya sejumlah pejabat tinggi kabupaten seperti Bupati dan bawahannya dalam kesempatan ngaji faham Aswaja tersebut.

“Bupati Heru Tjahjono bahkan juga sempat hadir ikut ngaji penyegaran faham Aswaja. Terus Kepala Lapas Tulungagung Pak Eko Widodo dan beberapa anggota DPRD Tulungagung juga sempat mengikuti,” pungkas Kyai Hakim dengan senyum khasnya. [Nur Haris Ali]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana pendapat Anda terkait tulisan di atas? Silakan tinggalkan komentar Anda di sini