Saya baru sadar dan mengerti, dari
pengajian (tausiyah.red) yang saya dengarkan pagi hari ini tadi. Seperti
biasa, di laptop saya, berjubel puluhan file tausiyah dari seorang ulama’
masyhur, yang saya kenal, Hadrotus Syekh Romo KH. Ahmad Asrori Al Ishaqi RA.
If you want to know more about him, please type on google.com his name :-)
Dalam tausiyahnya, beliau menceritakan
tentang adanya nur Muhammad. Nur Muhammad adalah cikal bakal adanya bumi dan
manusia ini. Bahkan, dawuh beliau, sebelum adanya semua jagad raya ini, maka
pertama kali yang Allah ciptakan adalah Nur Muhammad. I know, you have heard
about it, haven’t you? :-)
Berbicara tentang nama Muhammad, maka ada
dua nama yang kita sering dengar, sehingga sudah tidak asing lagi bagi kita.
Dua nama masyhur—julukan—untuk kanjeng rasul itu yaitu: Ahmad dan Muhammad. Do
you know what?
Ahmad, bila diartikan ke dalam bahasa
Indonesia, maka ia berarti saya memuji. Ahmad merupakan fi’il madli (fi’il
madli adalah simple past, kalau dalam rumus 16 tenses) dari kata ha-mi-da,
yang artinya (sudah) memuji. Sementara kata Ahmad sendiri, ia masuk ke dalam fi’il
mudlori’ (present continuous dan future—kalau dalam bahasa
arab, antara present continuous dan present future, itu satu
rumus, disebut dengan fi’il mudlori’) yang memiliki arti: saya sedang
memuji, atau saya akan memuji.
Berbeda dengan kata Muhammad. Kata
Muhammad, ia di dalam bahasa arab dikenal dengan maf’uul. Maf’ul bisa
diartikan ke dalam bahasa Indonesia sebagai objek. Objek sendiri adalah orang
yang dikenai suatu perkara. Jadi, kata Muhammad, maka bisa diartikan orang yang
dipuji.
Guys….You know what?
Kata “saya” dalam kata Ahmad, adalah
ungkapan dari baginda Nabi Muhammad Saw. kepada Allah Swt. Ceritanya, karena saking
maha dahsyat dan hebatnya Tuhan Allah Swt. kita itu—karena di awal, Ia telah
menciptakan nur Muhammad terlebih dahulu daripada alam jagad raya ini—sampai-sampai
dalam sebuah riwayat, kanjeng rasul Muhammad Saw. pun tak henti-hentinya selalu
memuji kepada Penciptanya itu. “Ahmad, Ahmad, Ahmad. Saya memuji (kepada-Mu, Ya
Allah), Saya memuji (kepada-Mu, Ya Allah), Saya memuji (kepada-Mu, Ya Allah),”
puji nabi Muhammad saw kepada Allah Swt.
Apa jawab Tuhan Allah Swt. kita itu?
“Muhammad, Muhammad, Muhammad. (Engkau) Muhammad,
orang yang Aku puji, (Engkau) Muhammad, orang yang Aku puji, (Engkau) Muhammad,
orang yang Aku puji.”
Wow! Bener-bener dialog LUAR BIASA yang
pernah saya temukan. Antar makhluk dengan penciptanya. Antara Tuhan dengan
hamba pilihan-Nya.
What about you,
guys?
dialog yang luar biasa. tapi yang membuat saya tertarik/penasaran, bhs Arab memiliki tense seperti bahasa Inggris ya.. hehehe.. baru tau nih
BalasHapusHee...iya mas Sufren...memang seperti itu, bahasa arab dan tenses memiliki kesamaan :)
BalasHapusterima kasih sudah komentar dan membaca note ini mas sufren :)