TULUNGAGUNG BEDA SAMA TEMANGGUNG

“Ris, kamu nggak pulang ke Temanggung?,” Tanya teman saya setelah selesai Ujian Akhir Semester (UAS) hari ini (rabu, 12/1).

“Temanggung?,” Tanyaku sambil mengangkat kedua alisku, mengulang kata terakhir dari temanku itu.
“Kamu asli Temanggung, kan, Ris?,” tanyanya lagi, dia rupanya aneh melihat kedua alisku terangkat.
“Wah, bukan,” jawabku, “aku bukan asli Temanggung. Aku asli Tulungagung kali,” jawabku, melirik wajah temanku itu, “Tulungagung itu Jawa Timur,” jawabku meneruskan.
“Oh, kamu itu asli Tulungagung to?”
“Yoa”  
“Tahu, gitu, kamu Tulungagung?,” tanyaku
“Hehe…nggak,”

Dubrak!! Tuing-tuing

“Oke, tunggu postinganku di ‘rumah’ ketigaku yah,” kataku mengakhiri pembicaraan waktu itu.

***
Pertanyaan di atas sering sekali saya dapati ketika teman-teman saya bertanya dari mana asal daerah saya. Biasanya, mereka salah mengucap:
“Oh, kamu asli Temanggung, Ris?.” Begitu, biasanya.
Huemmm…dengan bersabar maka saya pun harus menjelaskan ulang, bahwa saya bukan berasal dari Temanggung. Beda kali, Temanggung dengan TU-LUNG-A-GUNG.

Oke, pada postingan kali ini, sepertinya saya harus menuliskan, tentang kota TU-LUNG-AGUNG, kota diamana sosok pemilih ‘rumah’ ketiga yang Anda kunjungi ini dilahirkan. Dimanakah letak kota TULUNGAGUNG itu?

Oke, TULUNGAGUNG terletak di Propinsi JAWA TIMUR, INDONESIA.
TULUNGAGUNG ini, dia adalah kota kecil yang tidak memiliki kotamadya. Sehingga, pemimpin pemerintahan tertinggi di daerah ini dipegang oleh seorang bupati.


peta Tulungagung, diambil dari google.com


peta Tulungagung, diambil dari google.com



Arti nama TULUNGAGUNG
TULUNGAGUNG, sesuai namanya, berasal dari kata TULUNG dan AGUNG. Kata TULUNG mempunyai dua arti :

Pertama : TULUNG dalam bahasa Sansekerta artinya SUMBER AIR atau dalam bahasa Jawa dapat dikatakan umbul.

Kedua : TULUNG yang berarti pemberian, pertolongan atau bantuan.
Adapun AGUNG berarti besar.

Jadi, lengkapnya TULUNGAGUNG mempunyai arti “SUMBER AIR BESAR atau “PERTOLONGAN BESAR”

Meskipun SUMBER AIR, dan PERTOLONGAN itu berlainan artinya, namun di dalam sejarah kota saya ini, keduanya tidak dapat dipisahkan karena mempunyai hubungan erat sekali dalam soal asal-mula terbentuknya daerah maupun perkembangan kota saya ini.

Dahulu, orang menyebutnya kabupaten Ngrowo. Ialah sebuah daerah yang sesuai dengan keadaan daerahnya yang, berupa rawa-rawa. Lalu lintas perhubungan di kabupaten Ngrowo ini dilakukan melalui sungai, terutama lewat sungai yang sekarang masih disebut sungai Ngrowo. 

Di daerah Ngrowo ini banyak terdapat sumber air. Diantara sumber air yang termasuk besar, sekarang sudah menjadi alun-alun. Nah, tempat di sekitar alun-alun inilah yang dinamakan TULUNGAGUNG. Makanya, di atas tadi TULUNGAGUNG sangat erat kaitannya dengan sumber air dan airnya pun merupakan sumber air yang BESAR = AGUNG.

Alun-alun Tulungagung, gambar diambil dari google.com
Masjid Alun-alun Tulungagung, gambar diambil dari google.com

Dulu, daerah Ngrowo ini tidak seluas sekarang. Semenjak daerah ini diubah menjadi kabupaten, maka diperluaslah daerahnya.

TULUNGAGUNG waktu itu menerima wilayah dari kabupaten lain di sekitarnya pada abad ke-19. Jangan heran kalau daerah-daerah di Jawa Timur pada mau menyumbangkan daerahnya. Ini karena orang-orang di daerah Jawa Timur itu pada luman-awean (suka member, gitu), seperti Kabupaten Blitar yang menyumbang daerah Ngunut, nama kecamatan dimana saya bertempat tinggal. Kemudian, Kabupaten Ponorogo yang menyumbangkan daerah pegunungan Trenggalek, dan Pacitan yang memberikan daerah Pantai selatan, seperti Pantai Prigi, Ngrayun, Panggul, dan Jombok.

Tuh, kelihatan kan, gotong royongnya… J

Dengan demikian, jadilah daerah TULUNGAGUNG itu meliputi daerah Trenggalek juga. Bantuan dari daerah-daerah sekitar TULUNGAGUNG tersebut merupakan bantuan yang sangat besar dan berharga bagi masyarakat Tulungagung sendiri.

Pemerintahan TULUNGAGUNG
Nah, yang ini, adalah sekilas nama-nama Bupati / Kepala Daerah yang pernah memegang PEMERINTAHAN di Kabupaten saya:

1. KYAI NGABEHI MANGUNDIRONO bupati Ngrowo di Kalangbret-Tulungagung
2. TONDOWIDJOJO bupati Ngrowo di Kalangbret-Tulungagung
3. R.M. MANGOENNEGORO bupati Ngrowo di Kalangbret-Tulungagung
4. R.M.T. PRINGGODININGRAT bupati Ngrowo di Tulungagung 1824-1830
5. R.M.T. DJAJANINGRAT bupati Ngrowo di Tulungagung 1831-1855
6. R.M.A SOEMODININGRAT bupati Ngrowo di Tulungagung 1856-1864
7. R.T. DJOJOATMOJO bupati Ngrowo di Tulungagung 1864-1865
8. RMT GONDOKOESOEMO bupati Ngrowo di Tulungagung 1865-1879
9. RT SOEMODIRJO bupati Ngrowo di Tulungagung 1879-1882
10. RMT PRINGGOKOESOEMO bupati Ngrowo di Tulungagung 1882-1895
11. RT PATOWIDJOJO bupati Ngrowo di Tulungagung 1896-1901
12. RT COKROADINEGORO bupati Tulungagung 1902-1907
13. RPA SOSRODININGRAT bupati Tulungagung 1907-1943
14. R. DJANOEISMADI Kenchoo Tulungagung 1943-1945
15. R. MOEDAJAT bupati Tulungagung 1945-1947
16. R. MOCHTAR PRABU MANGKUNEGORO bupati Tulungagung 1947-1950
17. R. MOETOPO bupati Tulungagung 1951-1958
18. DWIDJOSOEPARTO kepala daerah Tulungagung 1958-1960
19. KASRAN bupati Tulungagung 1958-1959
20. R. SOERYOKOESOEMO Pd. Bupati 1959-1960
21. M. POEGOEH TJOKROSOEMARTO bupati/kepala daerah 1960-1966
22. R. SOENDARTO Pd. Bupati/Kep.Daerah 1966-1968
23. LETKOL (U) SOENARDI bupati/kepala daerah 1968-1973
24. LETKOL INF. MARTAWISOEROSO bupati/kepala daerah 1973-1978
25. SINGGIH bupati/kepala daerah 1978-1983
26. DRS.MOH. POERNANTO bupati/kepala daerah 1983-1987
27. DRS. H. JAIFUDIN SAID
28. IR. HERU CAHYONO, M.Si sampai sekarang



TULUNGAGUNG punya
Apa yang dimiliki kota TULUNGAGUNG ini?

BA-NYAK!

Pertama, kota saya ini terkenal sekali dengan kota MARMER. Tahu MARMER kan? Itu lho, yang biasanya buat lantai. Nah, iya, itu. Marmer ini tepatnya terletak di daerah TULUNGAGUNG bagian barat selatan. Campurdarat tepatnya nama daerah industri marmer tersebut.


Marmer, asli Tulungagung. Gambar diambil dari google.com

Marmer asli Tulungagung, gambar diambil dari google.com



Kedua, TULUNGAGUNG juga dikenal dengan daerah perindustrian kecil. Seperti industri sendok, parut, wajan, sothel, tas, makanan-makanan ringan, kecap BINCANG, Kacang Shanghai GANGSAR, dan ect.





Kacang Gangsar asli Ngunut-T.agung. Gambar diambil dari google.com



Ketiga, untuk tempat-tempat pariwisatanya, kota saya ini cukup terkenal dengan wisata bahari-nya. Ada laut Pasir Putih, Pantai Popoh, Pantai Sidem dan masih banyak lagi.

pantai popoh, gambar diambil dari google.com

gambar diambil dari google.com

Eh, eh, any way, tahu nggak? Striker Sepak Bola TIM NAS Indonesia, si Yongki, itu tu asli TULUNGAGUNG lho….weee..hebat kan???? Hheee… :D

Berikut ini sebagian tokoh terkenal asal Tulungagung:
     Wahono, mantan Ketua MPR-RI (1992-1997)
     Rumiah, Kombes. Pol., Kapolda Banten (mulai 2008)
     Sri Bintang Pamungkas, politikus
     Ali Masykur Musa, politikus
     Ali Maskan Musa, politikus
     Sri Somantri, pakar hukum tata negara Universitas Padjadjaran
     Yogi Sugito, rektor Universitas Brawijaya (2006 - 2010)
     Mudji WalujoBrigjendPol, Mantan Kapolda Maluku
     Inten Suweno, Mantan menteri Peranan Wanita (UPW)
     Triyogi Yuwono, Guru besar, Rektor (2011-2015) ITS-Surabaya
     Pangeran Adipati Soejono, politikus Belanda
     Frans Ghijsels, arsitek Belanda
     KI Dalang Moerdi Kondo Moerdiyat, Sesepuh Tulungagung Yang Paling   
        dihormati tahun 90-an
     Yongki Ariwibowo, Pesepak bola timnas Indonesia AFF cup 2010



Sego KUCING-JOGJA dan Sego BANTINGAN-TULUNGAGUNG
Nah, ini nih, yang menarik. Kalau di Jogja, itu kan ada Sego Kucing, di Tulungagung, tepatnya di Ngunut, daerah saya, itu juga ada makanan yang hampir serupa, namanya Sego BANTINGAN, nama kerennya SMACKDOWN RICE hahaa……:D

Sego BANTINGAN, nama kerennya SMACKDOWN RICE

Saya sendiri tidak tahu, kenapa dinamakan demikian, mungkin porsinya yang kecil, dan biasa dilempar-lempar ke keranjang jualan. Tapi yang pasti, rasanya sangat cocok di lidah. Padahal, isinya hanya sekepal nasi dan beberapa sendok sambal goreng.

Anda mau merasakan?

Boleh,

Silakan dicoba sendiri, tapi datang saja ke Pacitan yah, eh Pacitan itu nama desa di daerah Ngunut lho yah, bukan kabupaten Pacitan itu. Hee…
Jadi, silakan datan ajah ke Pacitan Lingkungan III, Desa Ngunut. Tepatnya, pertigaan traffic pasar Ngunut ke selatan, sebelum SPPBE Gangsar belok kiri ke jalan menuju bekas Bioskop Perdana (tau nggak yak? Hohoho) Di sana masih ada beberapa warung kopi yang juga jualan Sego Bantingan.

Harga?

Harganya cukup murah kok, cuma dua ribu per bungkus. Buat saya sih, satu bungkus itu kurang, dua bungkus cukup, tiga bungkus mau tapi malu :D

Nah, itulah sekelumit tentang kota saya, TULUNGAGUNG. Jadi, sudah paham kan, kalau TULUNGAGUNG itu, ternyata beda sama TEMANGGUNG?

Ya iyalah…siapa juga yang bilang sama…hehehe :D

Tabik,
Haris-Berbagi.com
===============================
*Buat temenku yang ada di perbincangan di awal, ini lho, postingan yang kubilang.... :D

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Cerita cukup lengkap sejarah Tulungagung, saya jadi ngerti skarang kenapa dulu Kalangbret lebih dikenal daripada Tulungagungnya... trims.

    BalasHapus

Bagaimana pendapat Anda terkait tulisan di atas? Silakan tinggalkan komentar Anda di sini